Selasa, 03 Mei 2011

INTERNASIONAL - TIMUR TENGAH Selasa, 03 Mei 2011 , 08:39:00 Mujahid Berjuang Bukan untuk OsamaFEATURES Selasa, 03 Mei 2011 , 08:08:00 Merasakan Euforia Warga AS Menyambut Kematian Osama Judul Headline Koran pun Gunakan Kata "Bangsat"E-BISNIS Selasa, 03 Mei 2011 , 01:33:00 Kematian Osama Disambut Positif Bursa IHSG Tak Terbendung

 
INTERNASIONAL - TIMUR TENGAH
Selasa, 03 Mei 2011 , 08:39:00

PUTRA Abu Bakar Baasyir, Abdul Rahim,  menilai bahwa kematian Osama bin Laden oleh pasukan Amerika Serikat (AS) justru menguatkan semangat para mujahid di seluruh dunia. Perjuangan Osama akan dilanjutkan orang-orang yang ikhlas.

"Mujahid sejati berjuang bukan untuk nama Osama, tapi atas nama Allah. Bukan karena figur perorangan," kata lelaki yang akrab disapa Iim itu dalam diskusi di Graha Pena Jawa Pos Jakarta kemarin (2/5). Iim didampingi amir pengganti Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Muhammad Achwan dan sekitar 35 anggota JAT. 

Menurut Iim, dalam dakwah, figur tidak begitu menentukan. Apalagi jika AS tetap menetapkan kebijakan yang sama terhadap muslim di negara-negara seperti Iraq dan Afghanistan. "Mereka (AS) menyamakan terorisme dengan jihad. Padahal, Islam melarang teror, tapi mengagungkan makna jihad. Jadi, mereka melawan Islam," tegasnya.

Dalam dakwah, Rahim mengambil contoh era Rasulullah Muhammad SAW. "Ketika Nabi wafat, apakah perjuangan menegakkan Islam terhenti" ucapnya.

Di Indonesia, jelas Rahim, kondisi berdakwah juga tidak bergantung figur. "Misalnya, Ustad Abu Bakar Baasyir wafat, perjuangan dakwah juga tidak akan terhenti. Sekali lagi, kami berjihad bukan untuk orang," tandasnya.

Menurut Rahim, perang global yang diwacanakan AS tentu merembet ke Indonesia. "Apalagi, terus terang, media sering menjadi corong sepihak. Terorisme dengan seenaknya disamakan dengan dakwah dan jihad tanpa konfirmasi," cetusnya.

Dia mencontohkan, dalam peliputan tersangka terorisme yang ditembak mati, wartawan dan media cenderung hanya mengambil satu sumber, yakni polisi. "Padahal, kalau tahu cara mendekati (keluarga), media akan punya cerita dan fakta yang berbeda," ungkapnya.

Akibat hanya mengambil satu sumber itu, banyak pihak yang dirugikan. "Misalnya, JAT selalu berusaha dikait-kaitkan dengan terorisme, padahal kami bergerak dalam dakwah. Kami juga bantu korban Merapi dan bencana alam," paparnya.

Direktur Lembaga Studi Pertahanan dan Strategi Indonesia Rizal Darmaputera yang juga menjadi narasumber menambahkan, kematian Osama tetap akan memunculkan ancaman bagi AS. "Dari bahan yang saya dapat dari Wikileaks, Al Qaeda justru akan menyerang dengan bom nuklir," katanya. 

Rizal yang beberapa kali mengadakan riset ke Afghanistan menyebutkan, daerah di perbatasan Pakistan dan Afghanistan kaya akan sumber daya alam. "Daerah itu diincar perusahaan-perusahaan multinasional milik AS untuk menguasai aset-aset di sana. Mereka menggunakan jasa pengamanan swasta," ungkapnya.

Selama imperialisme ekonomi terus berlangsung, Rizal menduga bahwa perlawanan justru semakin sengit. "Kematian Osama justru bisa menjadi bensin untuk menyulut api perlawanan baru yang lebih masif dan rapi," jelasnya. (rdl/c9/nw)
=========================
FEATURES
Selasa, 03 Mei 2011 , 08:08:00

Judul-judul koran di Amerika Serikat. Foto : REUTERS
Kabar tewasnya buron nomor satu Amerika Serikat (AS), Osama bin Laden, disambut suka cita warga negeri Paman Sam itu. Media massa di sana pun ikut gegap gempita menyambut kematian tersebut. Berikut laporan kontributor Jawa Pos HARIATNI NOVITASARI dari Missouri.

==========================

MINGGU malam (1/5) wilayah Municipal Normandy, St Louis, Midwest di negara bagian Missouri, diguyur hujan. Malam itu, sekitar pukul 23.10 waktu setempat, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Husein Obama memberikan pidato kenegaraan di Gedung Putih, Washington DC. Pada kesempatan itu Obama menyatakan bahwa buron nomor satu FBI, Osama bin Laden, tewas di tangan militer AS.
   
Pidato berdurasi kurang dari 10 menit itu sontak membuat suhu dingin musim semi menghangat. Penulis menyaksikan, ratusan warga yang belum tidur spontan berkumpul di titik-titik keramaian dan berpesta merayakan "kemenangan" AS dalam perang melawan terorisme global.

Di sejumlah pusat keramaian seperti alun-alun, bar, dan tempat kongko yang buka hingga larut malam, warga AS berpesta. Sebagian tampak puas karena penantian mereka yang berlangsung sejak 10 tahun silam akhirnya tercapai. Yel-yel dukungan kepada pemerintahan Obama bergema di jalan-jalan, terutama di ibu kota Washington DC. Reporter televisi pun banyak yang menyiarkan secara live pesta warga yang berlangsung hingga dini hari itu.
   
Semua saluran televisi di AS memang mengekspose kabar kematian Osama dengan vulgar. Beberapa channel TV nasional di AS seperti NBC, ABC News, dan CBS mengulang-ulang scene pidato Obama yang menegaskan kabar sukses operasi perburuan Osama di Pakistan. Scene runtuhnya gedung World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001 dan review aksi-aksi teror yang digawangi Osama juga mengisi headline news saluran televisi lokal AS.

Indikasi berakhirnya perang terhadap terorisme global sebenarnya terendus sejak sepekan terakhir. Yang paling mencolok adalah keputusan Department of Homeland Security (DHS) atau Departemen Keamanan Dalam Negeri menghapus ketatnya izin masuk bagi warga negara Timur Tengah dan negara-negara Islam.

AS mencabut aturan National Security Entry-Exit Registration System (NSEERS) atau pendataan izin imigrasi khusus bagi pengunjung nonimigran dari negara Islam. Mereka yang terkena aturan itu, antara lain, warga negara Iran, Iraq, Libya, Sudan, Syria, Pakistan, Arab Saudi, dan Yaman. Saat aturan itu dicabut, publik sempat bertanya-tanya ada apa gerangan. Tapi, dengan kematian Osama, agaknya pertanyaan itu sudah terjawab.

Kesaksian sejumlah teman penulis yang baru saja melakukan perjalanan dengan moda pesawat terbang di AS juga menyebutkan, pemeriksaan di bandara mulai longgar. Dalam arti, security check yang dulu sangat ketat dan pilih-pilih terhadap pemegang paspor asing bernama berbau Islam sudah berkurang.

Bagi pelajar RI yang berada di AS, ini merupakan hal yang positif. Sebab, kebanyakan mereka terlahir dengan nama Islam dan kerap menjadi subjek pemeriksaan berlapis di bandara. Bahkan, bagi perempuan, ada juga yang sampai melepas jilbab demi menghindari pemeriksaan yang sangat ketat itu.

Dengan kematian Osama, apakah publik AS sudah tak lagi dicekam ketakutan oleh aksi terorisme? Apakah ini berarti tak ada lagi pemeriksaan superketat di bandara-bandara, baik domestik maupun internasional di sana? Yang jelas, kabar tewasnya Osama disambut dengan suka cita, termasuk oleh media massa.

Hampir semua koran di AS menjadikan berita tewasnya Osama sebagai headline, dengan judul provokatif. Kebanyakan menggunakan kata bastard, yang berarti bedebah sebagai kata ganti untuk Osama. Harian Index Journal yang terbit di Greenwood, misalnya, memajang foto Osama hampir penuh di halaman depan. Judul ditulis dengan font besar menyebutkan: Bastard Dead, yang artinya Si Bangsat Telah Tewas.

Philadelphia Daily News juga menggunakan kata sarkasme dalam berita sukses AS menumpas Osama. Yakni, We Got The Bastard, yang artinya Kita Telah Menangkap Si Bangsat. Judul yang tak kalah provokatif digunakan salah satu koran rujukan pembaca di New York, yakni Daily News. Koran itu memasang judul Rot in Hell yang berarti Membusuk di Neraka. Foto Osama dengan jenggot panjangnya dijajar dengan tulisan superbesar.

Bahasa yang lugas juga dikutip New York Post untuk menggambarkan kepuasan warga AS terhadap pembantaian sang mastermind terorisme global. Mereka menggunakan kalimat Got Him: Vengeange at Last! US Nails The Bastard. Judul ini berarti, Tertangkap Sudah: Akhirnya Dendam Terbayar! AS Menangkap si Bangsat.

Menurut artikel dalam salah satu harian terbesar di New York itu, yang terjadi sekarang adalah kemenangan besar publik AS. "Kematian Osama melunasi utang nyawa ribuan warga tidak bersalah pada teror 9/11," kutip salah satu kalimat dalam artikelnya.

Euforia juga tercatat hingga ke situs jejaring sosial. Selama Presiden Obama membacakan pidatonya, tak kurang ada 4 ribu twit per detik yang merespons baik kabar tersebut dan memberikan tanggapan. Council on American-Islamic Relations (CAIR) atau Dewan Hubungan Amerika Islam juga memberikan pernyataan resmi di Washington untuk mengapresiasi capaian Obama tersebut.

Dendam warga AS memang bersumber pada kejadian pada 11 September 2001 ketika Al Qaeda menabrakkan dua pesawat komersial hingga meruntuhkan World Trade Center (WTC) dan menewaskan lebih dari tiga ribu orang. Peringatan kematian Osama juga dirayakan ribuan warga AS yang menggelar doa bersama di Ground Zero (titik nol) bekas lokasi gedung WTC.

Namun, dari pengamatan penulis, tidak hanya optimisme yang digambarkan warga AS kebanyakan. Ada juga yang cenderung skeptis dan menanti fakta agar dibeberkan di media daripada memercayai pidato sang Presiden. Seorang warga Missouri bernama Don de Guire, misalnya. Dia memberikan komentar secara online dalam berita yang dirilis situs berita setempat.

Warga itu meminta pemerintah mengekspose video yang menampilkan jasad Osama disertai fakta tes DNA. "Saya mengapresiasinya, tapi lebih baik melihat langsung jasadnya untuk memuaskan diri saya dan para korban serangan WTC," tulis pria itu.

Reuters mengutip forum kelompok Islam militan justru memberikan pernyataan sebaliknya seputar berita kematian Osama bin Laden. Menurut dia, tidak mungkin AS bisa menembak mati Osama di Pakistan.

Dalam pernyataan online yang ditulis dalam bahasa Arab itu, mereka menebar ancaman bahwa jika berita itu benar adanya, akan ada balasan yang setimpal bagi AS. "Ya Allah, jadikan berita itu tak benar... terkutuklah Obama. Wahai warga Amerika... masih sah bagi kami untuk memenggal lehermu," tulis pernyataan itu. (zulham mubarak/c2/kum)
=============================
 


 
E-BISNIS
Selasa, 03 Mei 2011 , 01:33:00

JAKARTA - Performa indeks harga saham gabungan (IHSG) mengawali pekan dengan sumringah. Itu setelah indeks finish dan kembali mencetak rekor baru di level 3849,300 menguat 29,682 poin (0,77 persen) dan Indeks LQ45 naik 6,723 poin (0,98 persen) ke level 687,354.

Terdongkraknya indeks itu menyusul membaiknya laporan keuangan kuartal pertama dan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) soal deflasi. "Situasi ini yang membuat indeks bergerak impresif sepanjang perdagangan," sebut Purwoko Sartono, Analis Panin Sekuritas, ketika dihubungi di Jakarta, Senin (2/5).

Di samping itu, nilai tukar rupiah yang terus menguat serta pergerakan bursa regional yang masih hijau menjadi sentimen positif. Selain tentunya berita tewasnya Osama Bin Laden yang mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. ”Tewasnya pentolan AlQaeda itu mendapat respon positif pelaku pasar global. Dan, pasar domestik ikut terkena dampaknya," tambah Purwoko.

Pada pedagangan hari ini, indeks diduga masih akan bergerak di area positif.  Meski tidak dipungkiri, terjadinya aksi ambil untung juga tetap mengintai. Itu bisa dimaklumi mengingat valuasi sejumlah saham telah memasuki fase tinggi. "Mungkin itu wajar," ulasnya.

Indeks hari ini diperkirakan bergerak terbatas pada kisaran support 3.830 dan resistance 3.862. Saham pilihan antara lain; BYAN, SGRO, dan BMRI. "Kemungkinan besar indeks masih menguat. Tetapi, investor harus mewaspadai aksi profit taking," ingat Jeff Tan, Analis Sinarmas Sekuritas, ketika dihubungi terpisah. Indeks sebut Jeff Tan, sepanjang perdagangan hari ini akan bergerak dikisaran support 3830 dan resistence 3864. Saham-saham yang bisa dikoleksi antara lain ASII, BBKP, MYOR dan, ADRO.

Frekuensi transaksi perdagangan Senin (2/5), mencapai 106.086 kali dengan volume 4,403 miliar lembar saham senilai Rp 3,496 triliun. Sebanyak 148 saham naik, 88 saham turun, dan 96 saham stagnan. Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 763,573 miliar di pasar reguler dan pasar negosiasi.

Saham-saham yang naik signifikan (top gainers) di antaranya Indospring (INDS) naik Rp 2.200 ke Rp 13.200, Astra Agro (AALI) naik Rp 850 ke Rp 24.000, Astra Internasional (ASII) naik Rp 500 ke Rp 56.650 dan Sinarmas (SMMA) naik Rp 500 ke Rp 3.300. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam (top losers); Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 1.600 ke Rp 25.400, Petrosea (PTRO) turun Rp 1.000 ke Rp 35.000, Multibreeder (MBAI) turun Rp 600 ke Rp 18.900, dan Astra Otoparts (AUTO) turun Rp 16.500. (far)

RELATED NEWS(jawa pos national network)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar yang baik dan membangun

ini isi tab pertama
ini isi tab kedua
ini isi tab Ketiga

Translate

RT @mikefilsaime is having a Webinar Event this week. Make sure to make it. I'll be on! http://nowview.me/kLA2